Sabtu, 18 April 2020

Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Jasmani

Sejak lahir jasmani manusia terus tumbuh dan berkembang baik dalam ukuran maupun kinerjanya. Pertumbuhan dan perkembangan ini berjalan terus sampai seseorang menjadi dewasa yaitu pada umur sekitar 25 tahun. Namun perkembangan jiwa seseorang misalnya perkembangan kecerdasan tidak berhenti ketika mencapai umur 25 tahun. Hal ini disebabkan karena perkembangan jiwa atau kecerdasan seseorang mungkin masih dapat berlangsung terus sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Pertumbuhan merupakan sebuah fase meningkatnya jumlah sel tubuh makhluk hidup dengan diikuti bertambahnya ukuran berat dan tinggi. Pertumbuhan jasmani dan pertumbuhan kecerdasan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor atau keadaan, seperti berikut ini.

1. Faktor Keturunan
Faktor keturunan merupakan salah satu unsur dasar yang dapat menentukan pertumbuhan badan seseorang. Seseorang akan dapat mencapai pertumbuhan badan sesuai dengan kode gen tinngi badan yang diwarisi oleh orang tuanya. Faktor keturunan dapat diartikan bahwa bila orang tuanya besar-besar, memungkinkan anak-anaknya juga besar-besar. Kalau orang tuanya tinggi, anaknya juga memiliki kemungkinan bertubuh tinggi. Kalau orang tuanya pandai, anaknya juga kemungkinan berotak cerdas. Walaupun menurut hukum keturunan (hukum genetika, tidak selalu dapat demikian halnya).
Sejak lahir jasmani manusia terus tumbuh dan berkembang baik dalam ukuran maupun kinerjany Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Jasmani
2. Faktor Pembawaan
Penbawaan yang telah terdapat pada waktu dilahirkan itulah yang menentukan hasil perkembangannya. Artinya, perkembangan seseorang sudah ditentukan pula oleh keadaannya selama di dalam kandungan. Misalnya ada anak-anak yang lahir dengan kelainan-kelainan pada bagian tubuhnya, seperti busung kepala atau hydrocephalus, bibir sumbing, langit-langit yang terbelah, perkembangan jaringan otak yang tidak sempurna, dan macam-macam cacat jasmani lainnya.

3. Faktor Luar
Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang berada di luar diri individu yang keberdaannya mempengaruhi terhadap dinamika perkembangan. Faktor luar yang perlu mendapatkan perhatian adalah sebagai berikut:
  • Keadaan gizi. Kualitas gizi manusia sejak di dalam kandungan, dan pada masa-masa pertumbuhan selanjutnya mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan jasmani dan kecerdasan. Para ahli berpendapat bahwa kekurangan protein atau zat putih telur pada waktu anak-anak dapat mempengaruhi pertumbuhan kecerdasan.
  • Gangguan kesehatan. Anak-anak yang sering sakit sudah barang tentu akan terganggu pula pertumbuhan badannya. Lebih-lebih penyakit yang menahun.
  • Rangsangan. Dengan latihan-latihan jasmani atau berolahraga jasmani akan dirangsang untuk tumbuh menjadi lebih kuat dan sehat. Orang-orang yang kurang gerak jasmaninya akan menjadi lemah dan tidak tahan menghadapi serangan berbagai penyakit.

B. Pertumbuhan, Perkembangan, Kebutuhan serta
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anak Usia Sekolah
Pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah dipengaruhi oleh (interaction) dan keputusan-keputusan yang diambilnya setiap saat, sehingga merupakan suatu proses yang dinamis. Ada beberapa tahap (stadium) tertentu di dalam proses pertumbuhan dan perkembangan ini, tetapi setiap orang tumbuh dan berkembang dipengaruhi oleh faktor-faktor keturunan, lingkungan dan pengalaman-pengalaman pribadi.

Berikut ini akan diuraikan beberapa sifat-sifat dari pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah dengan menunjukkan kebutuhan kesehatan siswa sehingga dapat dibuat bimbingan, pendidikan dan pelajaran-pelajaran yang akan diberikan pada anak usia tertentu.
KriteriaKeterangan
Umur 6-14 Tahun:
Perkembangan Jasmani
  1. Perkembangan jasmani relatif lambat dibandingkan dengan perkembangan pada usia sebelumnya.
  2. Adanya pertumbuhan bola mata, sehingga ada kemungkinan terjadinya gangguan penglihatan pada masa ini.
  3. Kerangka tulang belakang serta ligament masih lemah, sehingga perlu dijaga sikap duduk dan berdiri yang baik.
  4. Masa pubertas yang terjadi pada akhir masa ditandai dengan adanya pertumbuhan badan yang sangat cepat.
  5. Telah tampak tanda-tanda permulaan masa adolesensia (masa remaja), pada anak laki-laki suara membesar, pada anak perempuan membesarnya buah dada serta haid pertama.
  6. Perkembangan jasmani sangat dipengaruhi oleh lingkungan mental dan sosial.
Perkembangan Jiwa, Emosi, Sosial dan Intelek
  1. Mulai belajar menghitung, membaca dan menulis, sudah mulai mengadakan konsepsi, simbolisasi dan belajar mengadakan komunikasi.
  2. Dimulai suatu perkembangan ”kepribadian sosial” dan mulai menyadari konsep-konsep hidup, (concience, moralitas dan norma kehidupan).
  3. Pada masa pubertas (12-14), energi meluap-luap, avonturisme dan hubungan dengan orang lain masih canggung.
  4. Nilai religi (agama), etik dan estitik belum mendalam.
Kebutuhan (Requirements)
  1. Jumlah makanan yang cukup serta mempunyai nilai gizi yang tinggi.
  2. Latihan-latihan jasmani dan istirahat yang cukup serta teratur.
  3. Tindakan-tindakan pencegahan penyakit.
  4. Di dalam dan di luar lingkungan keluarga (sekolah, kepramukaan dan sebagainya), perlu diberi kesempatan untuk dapat memperkembangkan kepribadiannya yang meliputi segi sosial dan moral.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
  1. Masalah gizi yang antara lain disebabkan oleh faktor emosionil.
  2. Penyakit.
  3. Masalah gigi berupa antara lain malloclussion, crowding.
  4. Kontak lingkungan lebih luas sehingga dapat menimbulkan konflikkonflik karena perubahan-perubahan yang dialaminya.
Mesa Adolesensia (Masa Remaja)
Perkembangan Jasmani
  1. Fungsi organ-organ endoktrin telah mencapai kesempurnaan.
  2. Jaringan otot-otot pada anak laki-laki lebih berkembang dari pada jaringan otot pada anak perempuan.
  3. Penambahan jaringan lemak di bawah kulit (subkutan) lebih banyak pada wanita dari pada anak laki-laki.
Perkembangan Jiwa, Emosi, Sosial dan Intelek
  1. Faktor yang penting ialah perhatian terhadap seks, yang memengaruhi hubungan dengan kawan dari jenis kelamin yang lain.
  2. Pemikiran sudah kritis, juga terhadap kewibawaan orang tuanya.
  3. Emosi belum mencapai suatu stabilisasi tertentu dan perlu adanya simpati dan nasehat-nasehat.
  4. Mulai memisahkan diri dari orang tua dan mencari pergaulan dengan teman-teman sebayanya.
  5. Ada aktivitas dan experimental sosial.
  6. Melalui proses identifikasi dan imitasi dibangkitkan dan dikembangkan cita-cita muluk dan aspirasi-aspirasi yang tinggi, perlu adanya identification figure yang baik.
Kebutuhan (Requirements)
  1. Faktor yang penting ialah perhatian terhadap sek, yang memengaruhi hubungan dengan kawan dari jenis kelamin yang lain.
  2. Pemikiran sudah kritis, juga terhadap kewibawaan orang tuanya.
  3. Emosi belum mencapai suatu stabilisasi tertentu dan perlu adanya simpati dan nasehat-nasehat.
  4. Mulai memisahkan diri dari orang tua dan mencari pergaulan dengan teman-teman sebayanya.
  5. Ada aktivitas dan experimental sosial.
  6. Melalui proses identifikasi dan imitasi dibangkitkan dan dikembangkan cita-cita muluk dan aspirasi-aspirasi yang tinggi, perlu adanya identification figure yang baik.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
  1. Kurang pengertian, pengetahuan serta perhatian tentang kesehatan, dapat menimbulkan bermacam-macam penyakit, cidera akibat kecelakaan, anemia, penyakit kulit, TBC, kekurangan gizi, obesitas, problem-problem psikologi, problem-problem seks dan lain-lain.
  2. Adaptasi sosial yang tidak berhasil, menimbulkan bermacam-macam tingkah laku dan perbuatan yang tidak baik, konflik dan cara- cara kehidupan yang tidak harmonis dalam keluarga lambat laun dapat menimbulkan gangguan mental, neurosis, psikosis, narkotika, dan lain-lain.
  3. Kehidupan spirituil yang baru berkembang dapat berubah-rubah menurut situasi kondisi dan waktu serta dapat menimbulkan penyelewengan atau tindakan ekstrem.

C. Usaha-Usaha yang perlu dikerjakan untuk Memenuhi Kebutuhan
  1. Pendidikan kesehatan termasuk di dalamnya tentang perkawinan dan kehidupan keluarga.
  2. Pemeliharaan kesehatan badan, termasuk pencegahan penyakit.
  3. Bimbingan dalam belajar dan aktivitas extra kurikuler.
  4. Pendidikan ketrampilan (vocational training).
  5. Usaha bimbingan dan nasehat bagi pelajar.
  6. Olahraga kesehatan.
  7. Pendidikan tentang bahaya-bahaya lingkungan.

D. Ciri-Ciri Anak Sehat dan Tanda-Tanda Gangguan Kesehatan
Dalam kehidupan sehari-hari, ciri-ciri anak sehat dapat dilihat atau dinilai dari beberapa faktor-faktor berikut: Tumbuh dengan baik, yang dapat dilihat dari naiknya berat badan dan tinggi badan secara teratur dan proposional. Tingkat perkembangannya sesuai dengan tingkat umurnya. Tampak aktif atau gesit dan gembira dalam kesehariannya. Mata bersih dan bersinar. Nafsu makan baik. Bibir dan lidah tampak segar. Pernafasan tidak berbau. Kulit dan rambut tampak bersih dan tidak kering. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Namun lebih lengkapnya dijelaskan sebagai berikut.
KriteriaKeterangan
Ciri Anak Sehat
  1. Tumbuh dengan baik, dapat dilihat dari naiknya berat badan dan tinggi badan secara teratur, dan proporsional.
  2. Tangkas, gesit dan gembira.
  3. Mata bersih dan bersinar.
  4. Nafsu makan baik, percenaan baik, bibir dan lidah segar, pernafasan tidak berbau.
  5. Senang melakukan olahraga dan menikmati masa istirahatnya secara teratur.
  6. Kulit dan rambut bersih dan tidak kering.
  7. Tidak mempunyai perasaan tertekan dan mudah menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungannya.
  8. Perkembangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan umur dan kelamin.
Tanda-Tanda Gangguan Kesehatan
  1. Keadaan umum : kesan umum jelek, sikap tubuh yang buruk, lekas lelah, sangat gemuk/kurus, kurang bersemangat, lekas lelah, kebiasaan makan yang kurang baik, kesulitan dalam membaca/mendengar, dan tidak melakukan kebiasaan-kebiasaan sehat..
  2. Mata : sering mengedipkan/mengusap mata, mata berair, banyak kotoran, peradangan mata, mata juling, mata melihat terlalu dekat/jauh.
  3. Telinga : berdengung-dengung, pekak (pendengaran berkurang), berair/nanah, sering merasakan sakit di telinga, bengkak bawah telinga (gondongan).
  4. Hidung dan mulut : ingus meleleh, berdarah, sukar bernafas dari hidung, sering pilek, kerongkongan sakit, tonsil membesar, tidur dengan mulut terbuka, mulut berbau, gigi berlobang, dan gusi berdarah.
  5. Tingkah laku : gelisah, gerakan-gerakan tak terkendali,  sering bertengkar, tidak kooperatip, gangguan berbicara, sering ke kamar kecil, mencuri (kleptomania), sering tak masuk sekolah karena sering masuk angin. sakit kepala. sakit gigi, dan malas bersekolah.
  6. Tanda-tanda kurang gizi : timbangan berat badan terus menurun, atau dalam jangka waktu tertentu tidak kunjung naik, mata cekung, lingkaran biru sekitar mata, kelopak/selaput mata pucat,  roman muka yang tegang atau lemah, otot lembek, lekas lelah, pucat, sikap badan yang buruk, dan pemarah, sikap masa bodoh (apathis).

E. Pemanfaatan Waktu Luang untuk Kesehatan

Waktu luang adalah waktu yang tidak dugunakan untuk “bekerja” (bekerja di sini maksudnya kegiatan mencari nafkah, sekolah, makan, tidur, dan sebagainya) dan waktu ini dapat diisi dengan kegiatan–kegiatan yang disukai maupun sebagai sarana mewujudkan potensi. Berikut ini beberapa kegiatan yang dapat digunakan untuk kesehatan.

1. Gerak Badan
Gerak badan merupakan gerakan-gerakan anggota badan yang sengaja dilakukan untuk tujuan tertentu. Untuk orang yang bekerja dengan pikiran dan sedikit menggerakkan tubuhnya akan mendapat gangguan penyakit tertentu. Seharusnya kita dapat melakukan olahraga di waktu senggang. Dampak berolahraga untuk tubuh antara lain:
  1. Otot-otot tubuh dengan baik dan serasi serta ada kelenturan yang baik.
  2. Pertumbuhan dan perkembangan bagian-bagian badan yang harmonis.
  3. Memperbaiki otot-otot usus sehingga peristaltik (gerakan) usus teratur dan baik, serta menghilangkan sembelit.
  4. Memperbaiki sirkulasi darah (peredaran darah).
  5. Pernapasan dalam dan cepat sehingga paru-paru jadi sehat; dan dapat melakukan fungsinya dengan baik.
  6. Pembakaran hidrat arang dan lemak dengan baik, sehingga napsu makan baik dan pengeluaran kotoran sempurna.
  7. Sebagai variasi, serta rekreasi yang akibatnya secara tidak langsung tercermin dalam air muka yang cerah dan banyak senyum.

2. Rekreasi
Rekreasi berarti kesukaan atau menciptakan kembali, mengembalikan sesuatu yang keluar atau hilang. Contoh kegiatan rekreasi, misalnya : darmawisata, ke taman margasatwa, ke museum, ke desa yang tenteram, dan istirahat di gunung. Dengan rekreasi didapatkan kesegaran jasmani maupun kesehatan mental kembali, sehingga dapat mengerjakan pekerjaan (tugas) sehari-hari dengan tenaga baru dan pikiran yang jernih.

3. Istirahat
Istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada stres emosional, bebas dari kecemasan. Istirahat tidak hanya mengurangi aktivitas otot, akan tetapi juga meringankan ketegangan pikiran, dan menenteramkan rohani. Istirahat dapat dipenuhi dengan bermacam cara, misalnya: mendengarkan radio, menonton televisi, mengobrol dengan teman, tidur-tiduran, melihat perlombaan, membaca buku bacaan/ majalah, dan lain sebagainya.

Beberapa manfaat istirahat bagi tubuh kita antara lain: Pertama melepaskan lelah. Kedua memberi kesempatan pada tubuh untuk membentuk kekuatan baru, sebab waktu istirahat sel sel dalam tubuh menghisap zat-zat makanan yang ada dalam darah untuk membina kekuatan kembali. Ketigaa menambah kesegaran dan kekuatan. Selain itu istirahat juga dapat memperpanjang umur sel-sel tuhuh.

Waktu dan lamanya istirahat misalnya diantara jam kerja atau belajar (pagi hari lebih kurang jam 10.00 waktu istirahat 10 - 15 menit. Pada waktu siang hari misalnya sebelum makan siang, waktu istirahat 15 – 20 menit sesudah makan waktu istirahat 30 – 60 menit. Pada waktu sore hari misalnya sebelum makan 60 menit, sesudah makan 60 menit. PadaMalam hari, sebelum tidur 60 menit. Akibat kurang istirahat : kelelahan, sukar tidur, gampang terkena penyakit, makan kurang nafsu, sukar bung air besar, sakit otot-otot, dan gangguan kerja kelenjar-kelenjar tubuh.

4. Tidur
Tidur adalah keadaan istirahat alami yang sangat penting untuk kesehatan. Tidur sebaiknya pada malam hari lamanya 6 jam. Gejala-gejala umum dari kurang tidur antara lain : kelopak mata sayu, pucat, muka muram dan juga pucat, badan lemah, kurang kegairahan bekerja, mala, dan lain-lain. Usaha-usaha agar dapat tidur dengan baik:
  • Tidur dalam satu kamar, tidak terlalu sesak oleh barang-barang dan tidak pula terlalu penuh.
  • Keadaan di dalam kamar haruslah rapih dan bersih, demikian pula alat yang dipakai untuk tidur.
  • Perasaan yang tenang, usahakanlah menghilangkan gangguan pikiran dan tidak gelisah.
  • Ventilasi yang baik (sebaiknya ventilasi silang), bukan berarti jendela- jendela harus dibuka mengusahakan ventilasi yang baik.
  • Kamar tidak terlalu panas, temperatur kamar tidak lebih dari 68ºF. Temperatur kamar yang baik antara 65 dan 68°F, hal ini juga tergantung dari temperatur luar (kering atau berangin).

F. Pola-Pola Hidup Sehat
Pola hidup sehat adalah hidup dengan pola atau gaya yang lebih fokus kepada hal hal kesehatan, baik itu makanan, prilaku, bahkan gaya hidup yang sangat berpengaruh kepada kesehatan dan menuju hidup yang sehat baik jasmani maupun rohani. Usaha kesehatan pribadi adalah daya upaya dari seorang untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatannya sendiri. Usaha-usaha untuk melaksanakan hidup sehat antara lain sebagai berikut.
  1. Memelihara kebersihan. Kebersihan badan dapat dilakukan dengan : mandi, gosok gigi, cuci tangan dan sebagainya. Kebersihan pakaian mislnya: dicuci, disetrika. Kebersihan rumah dan lingkungannya dilakukan dengan cara : disapu, buang sampah, buang kotoran dan air limbah pada tempatnya.
  2. Makanan yang sehat. Makanan yang sehat adalah makanan yang bersih, bebas dari bibit penyakit, cukup kualitas dan kuantitasnya.
  3. Cara hidup yang teratur. Makan, tidur, bekerja dan beristirahat secara teratur. Rekreasi dan menikmati hiburan pada waktunya.
  4. Meningkatkan daya tahan tubuh dan kesemaptaan jasmani dilakukan dengan vaksinasi untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit-penyakit tertentu, dan olahraga seperti : aerobik secara teratur.
  5. Menghindari terjadinya penyakit. Untuk menghindari berbagai penyakit dapat dilakukan dengan cara menghindari kontak dengan sumber penularan penyakit baik yang berasal dari penderita maupun sumber-sumber lainnya. Selain itu juga menghindari pergaulan yang tidak baik, dan selalu berpikir dan berbuat baik serta membiasakan diri untuk mematuhi aturan-aturan kesehatan.
  6. Meningkatkan taraf kecerdasan dan kerohanian dapat dilakukan dengan cara patuh pada ajaran agama, cukup santapan rohani. Selain itu juga meningkatkan pengetahuan baik dengan membaca buku-buku ilmu pengetahuan, menuntut ilmu di bangku sekolah ataupun dengan belajar dari pengalaman hidup.
  7. Melengkapi rumah dengan fasilitas-fasilitas yang menjamin hidup sehat misalnya dengan adanya sumber air yang baik, kakus yang sehat, tempat buang sampah dan air limbah yang baik,  perlengkapan PPPK untuk menanggulangi kecelakaan/sakit yang mendadak.
  8. Pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan kesehatan dilakukan secara periodik, pada waktu-waktu tertentu walaupun merasa sehat dan segera memeriksakan diri bila merasa sakit.